THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 07 April 2009

Tambah Tinggi badan

Tips Menambah Tinggi Badan

Mengapa Tubuh Saya Pendek??
Tubuh pendek bisa terjadi karena beberapa hal selain karena faktor keturunan yakni kekurangan hormon pertumbuhan (somatotropin). Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitary (kelenjar dibawah otak) yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan tulang anda. Pada usia 12-14, kelenjar ini sangat aktif dan memproduksi banyak sekali hormon untuk merangsang pertumbuhan tulang. Setelah itu kelenjar hormon akan berkurang produksinya. Biasanya pada wanita kelenjar ini berhenti berproduksi pada usia 21 tahun dan pria 25 tahun kecuali anda mengetahui tehnik tertentu agar kelernjar ini tetap berproduksi untuk menambah tinggi badan anda. Cara-cara ini biasanya terdapat pada program-program penambah tinggi badan yang ada dipasaran.

Selain karena faktor usia hormon pertumbuhan juga bisa berhenti sebelum waktunya karena faktor stres dalam kehidupannya (sekolah, tempat kerja, rumah tangga dll). Faktor lainnya lagi adalah masalah kebiasaan yang tidak sehat seperti diet yang berlebihan, posisi tidur yang tidak baik, olahraga yang salah, postur badan yang tidak semestinya (cacat). Dengan demikian, untuk bertambah tinggi anda harus menghindari faktor-faktor tersebut : harus memiliki nutrisi yang cukup, tidur yang cukup dengan posisi yang baik, olahraga yang benar dan postur tubuh yang tidak cacat.

Rumus Matematika untuk menghitung potensi maksimum tinggi badan manusia

Banyak orang bertanya : “Ayah saya tingginya X meter dan ibu saya tingginya Y meter, berapakah tinggi badan maksimum yang dapat saya miliki?”. Di masa lalu, pertanyaan seperti ini belum bisa dijawab secara ilmiah, namun sekarang telah ditemukan rumus matematikanya setelah dilakukan penelitian oleh para ilmuwan mengenai masalah tinggi badan manusia di berbagai negara dengan menyelediki hubungan antara tinggi badan seseorang dengan tinggi badan orang tuanya serta keturunan diatasnya.

Kesimpulannya adalah, potensi maksimal tinggi badan manusia sesungguhnya ditentukan tidak hanya oleh faktor keturunan dari orang tua saja tapi juga mendapat pengaruh dari kakek/nenek dan keturunan diatasnya. Untuk menghitung potensi tinggi badan anda, gunakan rumus berikut ini :

P = Potensi Tinggi Badan Maksimum
A= Ayah
I = Ibu
AA = Ayahnya ayah (kakek anda dari pihak ayah)
IA = Ibunya ayah (nenek anda dari pihak ayah)
AI = Ayahnya ibu (kakek anda dari pihak ibu)
II = Ibunya ibu (nenek anda dari pihak ibu)

Jika anda pria (dengan akurasi 99%), maka rumusnya dalam centimeter :
P = (A + I + AA + IA + AI + II) / 6 * 1.08 + 14 cm

Jika anda wanita (dengan akurasi 99%), maka rumusnya dalam centimeter :
P = (A + I + AA + IA + AI + II) / 6 * 0.92 + 11.4 cm

Berdasarkan statistik dan penelitian para ilmuwan yang telah dilakukan, dikatakan bahwa tinggi rata-rata manusia sepadan dengan tinggi rata-rata orang tua mereka dan kakek/nenek mereka dibagi dengan faktor konversi 1.08 atau 0.92 ditambah 14cm atau 11.4cm. Hasil ini merupakan potensi tinggi badan yang maksimal dapat mereka raih. Akan tetapi 99 dari 100 orang baik pria maupun wanita ternyata hanya memiliki tinggi badan yang jauh lebih rendah (5-15 cm) dibandingkan potensi maksimum yang dapat mereka miliki berdasarkan rumus diatas. Jadi sangat jarang sekali manusia yang mampu mencapai potensi tinggi badan semaksimal yang seharusnya mereka dapatkan.

Anda dapat bertambah tinggi meskipun orang tua anda pendek

Tanpa menghiraukan berapapun tinggi badan orang tua anda, sebenarnya anda masih dapat bertambah tinggi jika memang kakek hingga buyut diatasnya ada yang postur badannya tinggi. Hal inilah yang menjelaskan kenapa ada anak yang tubuhnya lebih tinggi ketimbang orangtuanya. Jelaslah bahwa dalam hal ini ada faktor keberuntungan juga. Anak yang tinggi tersebut beruntung menerima warisan gen tinggi badan dari generasi diatas orang tua mereka sedangkan orang tua dia sendiri justru tidak mendapatkan gen tersebut. Jadi janganlah anda pesimis dengan mengatakan bahwa anda pasti pendek karena orang tua anda yang pendek juga. Sebisa mungkin anda harus periksa 3-4 generasi diatas orang tua anda apakah ada yang badannya tinggi atau tidak. Jika ada, maka anda masih punya kesempatan untuk menambah tinggi badan dengan berbagai program penambah tinggi badan yang ada dipasaran!

pEngeN kuRus..............??

Ingin 'KuruS' Silakan disimak deh...

Untuk sahabat-sahabat yang ingin kurus: jangan diet (dalam pengertian
mengurangi frekuensi makan). Diet justru menambah kecenderungan tubuh
untuk menabung lemak karena `dilaparkan' . Ketika diet memang makanan
tidak masuk, tapi begitu makanan masuk, kecenderungan tubuh untuk
menimbun lemak dari makanan justru lebih besar.

Rahasia kurus sebenarnya adalah menjaga agar respon insu! lin dalam
tubuh stabil, tidak melonjak-lonjak. Caranya, hanya makan makanan yang
memberi respon insulin rendah, yaitu yang indeks glikemiknya rendah.

Respon insulin tubuh meningkat bila:

(1) Makin tinggi jumlah karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi,
makin tinggi pula respon insulin tubuh (ini umumnya porsi kita di
Indonesia: lebih dari 70 persen dari satu porsi makannya adalah nasi).

Makanya, makanlah dengan karbohidrat cukup lima puluh persennya saja.
Sisanya protein, dan 5-10 persennya lemak. Lemak ini cukup dari lemak
yang terkandung dalam daging yang kita makan, misalnya. Atau kuning
telur. Tidak perlu menambah minyak atau memakan lemak hewan (yang
justru buruk pengaruhnya bagi tubuh). Lemak (sedikit!) masih
diperlukan untuk mengolah beberapa nutrisi dan vitamin, dan untuk
membawa nutrisi ke seluruh tubuh.

(2) Semakin tinggi GI (Glycemic Index) karbohidrat yang dikonsumsi,!
semakin meningkat pula respon insulin tubuh. Makanya, makan hany a
makanan yang GI-nya rendah. Nanti saya jelaskan di bawah.

(3) Semakin jarang makan, semakin meningkat respon insulin setiap kali
makan.

Ini sebabnya diet (dalam pengertian: mengurangi frekuensi makan supaya
kurus) tidak akan pernah berhasil untuk jangka lama. Setelah diet
selesai, tubuh justru akan cenderung lebih gemuk dari sebelum diet.
Supaya kurus (baca: supaya respon insulin tidak melonjak) justru harus
makan lebih sering (4-5 kali sehari) tapi dengan porsi setengah atau
sepertiga porsi biasa, dengan karbohidrat maksimal 50 persen saja
setiap porsi.

Kalau respon insulin tubuh sudah stabil, maka tinggal diatur: kalau
ingin kurus, kalori yang masuk harus lebih sedikit dari kalori makanan
yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari hari. Tambah dengan olahraga
teratur untuk membakar lemak berlebih dalam tubuh, dan memperbesar
otot. Otot membutuhkan energi, maka makin terlatih otot, i! a akan makin
mengkonsumsi lemak dalam tubuh kita untuk energi.

Sebaliknya kalau ingin memperbesar otot (bukan gemuk) atau
mengencangkan badan, maka kalori yang masuk harus agak lebih banyak
dari jumlah kalori yang akan kita pakai untuk aktivitas selama sehari,
agar otot mengalami pertumbuhan. Otot sendiri dirangsang
pertumbuhannya dan `kekencangannya' dengan olahraga teratur. Perbanyak
protein agar pertumbuhan otot optimal. Karbohidrat cukup diposisikan
sebagai bahan pemberi energi, bukan untuk mengenyangkan perut.

Lucu ya: kalau ingin kurus atau memperbaiki bentuk badan, termasuk
menumbuhkan otot, justru harus makan lebih sering dengan porsi kecil.
Makan yang mengandung lemak, goreng-gorengan, kanji, atau karbohidrat
sederhana seperti gula, manisan, minuman ringan bersoda dan
sebangsanya itu sudah out of the question. Kalau kita jarang makan,
atau makan tidak teratur dan sekalinya makan `bal! as dendam
habis-habisan' , ya justru respon insulin kita juga mel onjak dan
membuat tubuh jadi menimbun lemak.

Sekali lagi, baik ketika berbuka puasa atau dalam makanan keseharian,
makanlah makanan yang seimbang: 50 persen karbohidrat kompleks, 40-45
persen protein dan 5-10 persen lemak dalam setiap porsinya. Jauhilah
karbohidrat sederhana sebisa mungkin. Kalaupun harus makan karbohidrat
sederhana karena butuh energi cepat carilah yang nilai indeks
glikemiknya rendah.

Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu untuk diubah tubuh menjadi
energi. Dengan demikian, makanan diproses pelan-pelan dan tenaga
diperoleh sedikit demi sedikit. Dengan demikian, kita tidak cepat
lapar dan energi tersedia dalam waktu lama, cukup untuk aktivitas
sehari penuh. Sebaliknya, karbohidrat sederhana menyediakan energi
sangat cepat, tapi akan cepat sekali habis sehingga kita mudah lemas.
Maka, ketika makan sahur, jangan makan yang banyak mengandung gula,
karena kita akan cepat lema! s. Makanlah karbohidrat kompleks (protein
jangan dilupakan!) sehingga kita tetap berenergi sampai waktu berbuka.

Karbohidrat sederhana, GI tinggi (energi sangat cepat habis, respon
insulin tinggi: merangsang penimbunan lemak) adalah: sukrosa
(gula-gulaan) , makanan manis-manis, manisan, minuman ringan, jagung
manis, sirop, atau apapun makanan dan minuman yang mengandung banyak
gula. Hindari, puasa atau tidak puasa.

Karbohidrat sederhana, GI rendah (energi cepat, respon insulin
rendah): buah-buahan yang tidak terlalu manis seperti pisang, apel,
pir, dan sebagainya. Sekarang ngerti kan, kenapa para pemain tenis
dunia, pemain bola, pemain basket atau pelari sering terlihat `ngemil
pisang' di pinggir lapangan? Karena mereka butuh energi cepat, tapi
nggak ingin badannya gembul berlemak.

Karbohidrat Kompleks, GI tinggi (energi pelan-pelan, tapi respon
insulinnya tinggi): Nasi putih, kentang, j! agung.

Karbohidrat Kompleks, GI rendah (energi dilepas pela n-pelan sehingga
tahan lama, respon insulin juga rendah): Gandum, beras merah,
umbi-umbian, sayuran. Ini yang paling dicari para praktisi fitness.

Makanan yang diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat
kita tidak cepat lapar dan energi dihabiskan cukup untuk aktivitas
satu hari penuh; respon insulin rendah membuat tubuh kita tidak
cenderung untuk menabung lemak.


Kalau ingin sehat, ikuti saja kata Rasulullah: "Makanlah hanya ketika
lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang." Juga, isi sepertiga
perut dengan makanan, sepertiga lagi air, dan sepertiga sisanya
biarkan kosong.

"Kita (Kaum Muslimin) adalah suatu kaum yang bila telah merasa lapar
barulah makan, dan apabila makan tidak hingga kenyang," kata Rasulullah.

"Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk
daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap untuk memperkokoh
tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak dapat dihindari,
cukuplah sepertiga un! tuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya,
dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban dalam Shahihnya yang bersumber dari Miqdam bin Ma'di Kasib)

Semoga bermanfaatâEURO|.

Wassalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Senin, 06 April 2009

beDa AntaRa Cinta Dan Sayang

Dihadapan orang yang kau cintai,

musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah

Dihadapan orang yang kau sukai,

musim dingin tetap saja musim dingin hanya

suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,

jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Dihadapan orang yang kau sukai,

kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,

kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam

Dihadapan orang yang kau sukai,

kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,

engkaupun akan ikut menangis disisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,

engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan

rasa suka dimulai dari telinga

Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,

cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari

orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi

tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam

jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada

perasaan yang lebih mendalam.

Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang

secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.

Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.

Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin

melihat orang yang disayanginya bahagia….

NB;mungkin ini semua tdak ada apa-apanya ,Cuma sekedar tanda atau symbol bahwasannya aku juga tau dan ingat akan hari ultahmu…..

SiaPa Idola kita?????

Bila kita memperhatikan fenomena dan gejala yang memasyarakat saat ini di dalam mencari panutan atau lebih trend lagi dengan sebutan “sang idola”, maka kita akan menemukan hal yang sangat kontras dengan apa yang terjadi pada abad-abad terdahulu, khususnya pada tiga abad utama (al-Qurûn al-Mufadldlalah).
Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan berakhlaq mulia di kalangan mereka seperti para ulama dan orang-orang yang shalih. Maka, kondisi itu sekarang sudah berubah total. Orang-orang sekarang cenderung menjadikan manusia-manusia yang tidak karuan dari segala aspeknya sebagai idola...
Mereka mengidolakan para pemain sepakbola, kaum selebritis, paranormal dan tokoh-tokoh maksiat pada umumnya. Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga bahkan diberi spirit sedemikian rupa agar anaknya kelak bisa menjadi si fulanah yang artis, atau si fulan yang pemain sepakbola dan seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa mereka berbangga-bangga dengan hal itu.
Tentunya ini sangat ironis karena sebagai umat Islam yang mayoritas seharusnya mereka harus memahami ajaran agama secara benar sehingga tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang di dalamnya. Ketidaktahuan akan ajaran agama ini akan berimplikasi kepada masa depan mereka kelak karena ini menyangkut keselamatan dan ketentraman mereka di dalam meniti kehidupan di dunia ini.
Bahkan pada sebagian masyarakat kita, telah muncul gejala yang lebih serius dan mengkhawatirkan lagi, yaitu pengkultusan terhadap sosok yang dianggap sebagai tokoh tanpa menyelidiki terlebih dahulu sisi ‘aqidah dan akhlaqnya. Tokoh idola ini diikuti semua perkataan dan ditiru semua perbuatannya tanpa ditimbang-timbang lagi, apakah yang dikatakan atau dilakukan itu benar atau salah menurut agama bahkan sebaliknya, perkataan dan perbuatannya justru menjadi acuan benar tidaknya menurut agama…naûdzu billâhi min dzâlik.
Yang lebih memilukan lagi, sang idola yang tidak ketahuan juntrungannya tersebut memposisikan dirinya sebagaimana yang dianggap oleh para pengidolanya. Mereka berlagak sebagai manusia-manusia suci pada momen-momen yang memang suci seperti pada bulan Ramadhan, hari Raya ‘Iedul Fithri dan ‘Iedul Adlha. Mereka diangkat sedemikian rupa oleh mass media dan media visual maupun audio visual seperti surat kabar, majalah, internet, radio dan televisi.
Pada momen-momen tersebut, mereka seakan mengisi semua hari-hari para pengidola bahkan non pengidolapun tak luput dari itu. Mereka menganggap bahwa diri merekalah yang paling mengetahui apa yang harus dilakukan secara agama pada momen-momen tersebut. Maka dipersembahkanlah berbagai tayangan program dan acara untuk menyemarakkan syi’ar bulan Ramadhan tersebut – menurut anggapan mereka- . Tampak, pada momen-momen tersebut mereka seakan menjadi manusia paling suci dan panutan semua… Yah! Untuk sesaat saja!.
Sesungguhnya, apa yang mereka lakukan itu tak lain hanyalah racun yang dipaksakan kepada ummat untuk diteguk, mulai dari racun dengan reaksi lambat, sedang bahkan cepat tergantung kepada daya tahan dan tingkat kekebalan peneguknya.
Selanjutnya, akankah kita membiarkan anggota keluarga kita meneguk racun-racun tersebut, baru kemudian menyesali apa yang telah terjadi?.
Maka untuk mengetahui siapa yang seharusnya dijadikan sebagai idola oleh seorang Muslim dan bagaimana implikasi-implikasinya?. Kajian hadits kali ini sengaja mengangkat tema tersebut, mengingat hampir semua rumah kaum Muslimin telah dimasuki oleh salah satu atau kebanyakan mass media dan media tersebut.
Semoga kita belum terlambat untuk menyelamatkan keluarga kita sehingga racun-racun tersebut dapat dilenyapkan dan dimusnahkan.
NASKAH HADITS
عَنْ أَبِي وَائِلٍ, عَنْ عَبْدِ اللّهِ (بْنِ مَسْعُوْدٍ) قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَىَ رَسُولِ اللّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللّهِ, كَيْفَ تَرَىَ فِي رَجُلٍ أَحَبّ قَوْماً وَلَمّا يَلْحَقْ بِهِمْ؟ قَالَ رَسُولُ اللّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ: «الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبّ». رواه مسلم
Dari Abu Wâ-il dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), dia berkata: “seorang laki-laki datang kepada Rasulullah sembari berkata: ‘wahai Rasulullah! Apa pendapatmu terhadap seorang laki-laki yang mencintai suatu kaum padahal dia belum pernah (sama sekali) berjumpa dengan mereka?’. Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda: “seseorang itu adalah bersama orang yang dia cintai”. (H.R.Muslim)
TAKHRIJ HADITS SECARA GLOBAL
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Bukhâry, at-Turmuzy, an-Nasaiy, Abu Daud, Ahmad dan ad-Darimy.
PENJELASAN HADITS
Di dalam riwayat yang lain, disebutkan dengan lafazh “Engkau bersama orang yang engkau cintai”. Demikian pula dengan hadits yang maknanya: “Ikatan Islam yang paling kuat adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah”.
Anas bin Malik mengomentarinya: “Setelah keislaman kami, tidak ada lagi hal yang membuat kami lebih gembira daripada ucapan Rasulullah: ‘engkau bersama orang yang engkau cintai’ ”. Lalu Anas melanjutkan: “Kalau begitu, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya, Abu Bakar serta ‘Umar. Aku berharap kelak dikumpulkan oleh Allah bersama mereka meskipun aku belum berbuat seperti yang telah mereka perbuat”.
Imam an-Nawawy, setelah menyebutkan beberapa hadits terkait dengan hadits diatas, menyatakan: “Hadits ini mengandung keutamaan mencintai Allah dan Rasul-Nya, orang-orang yang shalih, orang-orang yang suka berbuat kebajikan baik yang masih hidup atau yang telah mati. Dan diantara keutamaan mencintai Allah dan Rasul-Nya adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan keduanya serta berakhlaq dengan akhlaq islami. Di dalam mencintai orang-orang yang shalih tidak mesti mengerjakan apa saja yang dikerjakannya sebab bila demikian halnya maka berarti dia adalah termasuk kalangan mereka atau seperti mereka. Pengertian ini dapat diambil dari hadits setelah ini, yakni (ucapan seseorang yang bertanya tentang pendapat beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam mengenai) seseorang yang mencintai suatu kaum sementara dia tidak pernah sama sekali bertemu dengan mereka (seperti yang tersebut di dalam hadits diatas-red)…”.
Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah mengaitkan makna cinta tersebut selama seseorang itu mencintai Allah dan Rasul-Nya sebab orang yang mencintai Allah, maka dia pasti mencintai para Nabi-Nya karena Dia Ta’ala mencintai mereka dan mencintai setiap orang yang meninggal di atas iman dan taqwa. Maka mereka itulah Awliyâ Allah (para wali Allah) yang Allah cintai seperti mereka yang dipersaksikan oleh Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam masuk surga, demikian pula dengan Ahli Badar dan Bai’ah ar-Ridlwan. Jadi, siapa saja yang telah dipersaksikan oleh Rasulullah masuk surga, maka kita bersaksi untuknya dengan hal ini sedangkan orang yang tidak beliau persaksikan demikian, maka terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama; sebagian ulama mengatakan: ‘tidak boleh dipersaksikan bahwa dia masuk surga dan kita juga tidak bersaksi bahwa Allah mencintainya’. Sedangkan sebagian yang lain mengatakan: ‘justeru orang yang memang dikenal keimanan dan ketakwaannya di kalangan manusia serta kaum Muslimin telah bersepakat memuji mereka seperti ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, al-Hasan al-Bashry, Sufyan ats-Tsaury, Abu Hanifah, Malik, asy-Syafi’iy, Ahmad, Fudlail bin ‘Iyadl, Abu Sulaiman ad-Darany (al-Kurkhy), ‘Abdullah bin Mubarak dan selain mereka, kita mesti bersaksi bahwa mereka masuk surga’.
Diantara dalil yang digunakan oleh kelompok kedua ini adalah hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam pernah melewati suatu jenazah lalu mereka memujinya dengan kebaikan, maka beliau berkata: “pasti, pasti”. Kemudian lewat lagi suatu jenazah lalu mereka bersaksi untuknya dengan kejelekan, maka beliau berkata: “pasti, pasti”. Mereka lantas bertanya: “wahai Rasulullah! Apa maksud ucapanmu : ‘pasti, pasti tersebut ?’. beliau menjawab: “jenazah ini kalian puji dengan kebaikan, maka aku katakan: ‘pasti ia masuk surga’. Dan jenazah satunya, kalian bersaksi dengan kejelekan untuknya, maka aku katakan: ‘pasti dia masuk neraka’. Lalu ada yang bertanya kepada beliau: “bagaimana hal itu bisa terjadi, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “dengan pujian baik atau jelek”.
Klasifikasi Mahabbah (Kecintaan)
Mahabbah ada beberapa jenis:
Pertama, al-Mahabbah Lillâh (kecintaan karena Allah) ; jenis ini tidak menafikan tauhid kepada-Nya bahkan sebagai penyempurna sebab ikatan keimanan yang paling kuat adalah kecintaan karena Allah dan kebencian karena Allah.
Refleksi dari kecintaan karena Allah adalah bahwa kita mencintai sesuatu karena Allah Ta’ala mencintainya baik ia berupa orang atau pekerjaan, dan inilah yang merupakan penyempurna keimanan.
Diantara contoh yang menjelaskan perbedaan antara kecintaan kepada Allah dan selain Allah adalah antara apa yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Abu Thalib; Abu Bakar mencintai Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam karena semata-mata mengharap ridla Allah sedangkan Abu Thalib, paman Nabi mencintai diri beliau dan membelanya karena mengikuti hawa nafsunya bukan karena Allah sehingga Allah menerima amal Abu Bakar dan tidak menerima amal Abu Thalib.
Kedua, al-Mahabbah ath-Thabî’îyyah (kecintaan yang alami) dimana seseorang tidak mendahulukannya dari kecintaannya kepada Allah ; jenis ini juga tidak menafikan kecintaan kepada Allah. Contohnya adalah seperti kecintaan terhadap isteri, anak dan harta.
Oleh karena itu, tatkala Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam ditanyai tentang siapa manusia yang paling engkau cintai?. Beliau menjawab: ‘Aisyah. Lalu beliau ditanyai lagi: dari kalangan laki-laki siapa?. Beliau menjawab: ayahnya (yakni Abu Bakar).
Demikian juga kecintaan seseorang kepada makanan, pakaian dan selain keduanya yang bersifat alami.
Ketiga, al-Mahabbah ma’a Allah (kecintaan berbarengan dengan kecintaan kepada Allah) yang menafikan tauhid kepada-Nya; yaitu menjadikan kecintaan kepada selain Allah seperti kecintaan kepada-Nya atau melebihinya dimana bila kedua kecintaan itu saling bertolak belakang, seseorang lebih mengutamakan kecintaan kepada selain-Nya ketimbang kepada-Nya. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang menjadikan kecintaan tersebut sebagai sekutu bagi Allah yang lebih diutamakannya atas kecintaan kepada-Nya atau –paling tidak- menyamainya.
Diantara contoh kecintaan kepada selain Allah adalah seperti kecintaan kaum Nashrani terhadap ‘Isa al-Masih 'alaihissalâm, kecintaan kaum Yahudi terhadap Musa 'alaihissalâm, kecintaan kaum Syi’ah Rafidlah terhadap ‘Aly radliallâhu 'anhu, kecintaan kaum Ghulât (orang-orang yang melampaui batas dan berlebih-lebihan) terhadap para syaikh dan imam mereka seperti orang yang menunjukkan loyalitas terhadap seorang Syaikh atau Imam dan menghasut orang lain agar menjauhi orang yang dianggap rival atau saingannya padahal masing-masing mereka hampir sama atau sama di dalam kedudukan dan kualitas kelimuan. Ini sama dengan kondisi Ahlul Kitab yang beriman kepada sebagian Rasul dan kufur kepada sebagian yang lain; kondisi kaum Syi’ah Rafidlah yang menunjukkan loyalitas terhadap sebagian shahabat dan memusuhi sebagian besar yang lainnya, demikian pula kondisi orang-orang yang fanatik dari kalangan Ahli Fiqih dan Zuhud yang menunjukkan sikap loyalitas terhadap para syaikh dan imam mereka dengan menganggap remeh orang-orang selain mereka yang sebenarnya hampir sama atau selevel dengan para syaikh dan imam mereka tersebut. Seorang Mukmin sejati adalah orang yang menunjukkan loyalitas terhadap semua orang yang beriman sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”.
Perbedaan Antara Klasifikasi Pertama Dan Ketiga
Perbedaan antara klasifikasi pertama, yakni al-Mahabbah lillâh (kecintaan karena Allah) dan klasifikasi ketiga, yakni al-Mahabbah ma’a Allah (kecintaan berbarengan dengan kecintaan kepada Allah) tampak jelas sekali, yaitu;
- bahwa Ahli syirik menjadikan sekutu-sekutu yang mereka cintai sama seperti kecintaan mereka kepada Allah bahkan lebih,
- sedangkan orang-orang yang beriman dan ahli iman sangat mencintai Allah, ini dikarenakan asal kecintaan mereka adalah mencintai Allah dan barangsiapa yang mencintai Allah, maka dia akan mencintai orang yang dicintai oleh Allah; dan barangsiapa yang dicintai oleh-Nya, maka dia akan mencintai-Nya. Jadi, orang yang dicintai oleh orang yang dicintai oleh Allah adalah dicintai oleh Allah karena dia mencintai Allah; barangsiapa yang mencintai Allah, maka Allah akan mencintainya sehingga kemudian dia mencintai orang yang dicintai oleh-Nya.
Urgensi Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Kewajiban pertama seorang hamba adalah mencintai Allah Ta’ala karena merupakan jenis ibadah yang paling agung sebagaimana firman-Nya : “Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah”. (Q,.s.al-Baqarah/01: 165). Hal ini dikarenakan Dia Ta’ala adalah Rabb yang telah berkenan memberikan kepada semua hamba-Nya nikmat-nikmat yang banyak baik secara lahir maupun bathin.
Kewajiban berikutnya adalah mencintai Rasul-Nya, Muhammad shallallâhu 'alaihi wa sallam sebab beliaulah yang mengajak kepada Allah, memperkenalkan-Nya, menyampaikan syari’at-Nya serta menjelaskan kepada manusia hukum-hukum-Nya. Jadi, semua kebaikan yang didapat oleh seorang mukmin di dunia dan akhirat semata adalah berkat perjuangan Rasulullah. Seseorang tidak akan masuk surga kecuali bila ta’at dan mengikuti beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam .
Di dalam hadits yang lain disebutkan: “Tiga hal yang bila ada pada seseorang maka dia akan merasakan manisnya iman; (pertama)bahwa dia menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya; (kedua) dia mencintai seseorang hanya karena Allah; (ketiga) dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah darinya sebagaimana dia benci dirinya dicampakkan ke dalam api neraka”. (Hadits Muttafaqun ‘alaih)
Dalam hal ini, mencintai Rasulullah yang menempati peringkat kedua merupakan sub-ordinasi dan konsekuensi dari mencintai Allah Ta’ala. Khusus dengan kewajiban mencintai Rasulullah dan mendahulukannya atas kecintaan terhadap siapapun dari Makhluk Allah, terdapat hadits beliau yang berbunyi (artinya) : “Tidaklah beriman seseorang diantara kalian hingga aku menjadi orang yang paling dicintainya daripada anaknya, ayahnya serta seluruh manusia”. (Hadits Muttafaqun ‘alaih).
Lebih dari itu, hendaknya kecintaannya terhadap Rasulullah melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri sebagaimana disebutkan di dalam hadits bahwa ‘Umar bin al-Khaththab radliallâhu 'anhu pernah berkata: “Wahai Rasulullah! Sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu selain daripada diriku”. Lalu beliau bersabda: “demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga engkau jadikan aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri”. Lantas ‘Umar berkata kepada beliau: “Kalau begitu, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri”. Beliau berkata kepadanya: “Sekaranglah, wahai ‘Umar!”. (H.R.Bukhary).
Imam Ibn al-Qayyim berkata: “Setiap mahabbah (kecintaan) dan pengagungan terhadap manusia hanya boleh menjadi sub-ordinasi dari kecintaan kepada Allah dan pengagungan terhadap-Nya, yaitu seperti kecintaan kepada Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam dan pengagungan terhadapnya karena hal ini merupakan sarana penyempurna kecintaan terhadap utusan-Nya dan pengagungan terhadap-Nya. Sesungguhnya, umat mencintai Rasul mereka karena kecintaan Allah, pengagungan-Nya serta pemuliaan-Nya terhadap dirinya. Inilah bentuk kecintaan yang merupakan konsekuensi dari kecintaan kepada Allah”.
Implikasi Dari Kecintaan Kepada Selain Allah Dan Rasul-Nya Yang Berlebihan
Dimuka telah dijelaskan bahwa kita sangat menginginkan agar dikumpulkan bersama orang-orang yang kita cintai, yaitu orang-orang yang shalih dan dikenal ketaqwaannya. Sementara itu menurut satu pendapat, juga kita dibolehkan bersaksi untuk orang yang memang dikenal oleh kalangan luas ketaqwaan dan keshalihannya serta umat telah bersepakat memujinya seperti imam-imam madzhab yang empat.
Di samping itu, telah disebutkan bahwa ada dua pendapat terkait dengan persaksian masuk surga terhadap orang yang belum dipersaksikan demikian oleh Rasulullah dimana salah satu pendapat berdalil dengan salah satu sabda beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam yang memberikan kriteria, yaitu adanya pujian baik dan jelek dari manusia.
Dari sini, sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah bahwa sebenarnya banyak di kalangan para syaikh yang terkenal di masa beliau yang bisa jadi bukan orang berilmu, bahkan melakukan amalan sesat, kemaksiatan dan dosa-dosa yang menghalangi diri mereka dari persaksian orang terhadap mereka dengan kebaikan. Bahkan bisa jadi, diantara mereka ada orang Munafiq dan Fasiq, juga tidak menutup kemungkinan ada orang yang termasuk wali-wali Allah yang benar-benar bertaqwa dan beramal shalih serta termasuk hizb-Nya yang mendapatkan kemenangan. Disamping itu, ada pula kelompok manusia selain para syaikh tersebut yang dikategorikan sebagai para wali Allah dan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa -dimana mereka itu masuk surga - seperti para pedagang, petani dan selain mereka dari kelas sosial lainnya yang ada di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Syaikhul Islam, barangsiapa yang meminta agar kelak dikumpulkan dengan seorang Syaikh yang dia tidak tahu bagaimana akhir hidupnya maka dia telah sesat, bahkan seharusnya dia meminta agar dikumpulkan oleh Allah dengan orang yang dia ketahui akhir hidupnya yaitu para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang shalih sebagaimana firman Allah Ta’ala: “…dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mu'min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula”. (Q,.s. 66/at-Tahrim: 4).
Di dalam firman-Nya yang lain: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)”. (Q,.s. 5/al-Ma-idah: 55). Demikian pula di dalam firman-Nya: “Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang”. (Q,.s. 5/al-Ma-idah: 56).
Maka, berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, kembali menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, siapa saja yang mencintai seorang Syaikh/tuan guru yang menyelisihi syari’at, maka dia kelak akan bersamanya; bila si Syaikh dimasukkan ke dalam neraka, maka dia akan bersamanya disana. Sebab secara lumrah sudah diketahui bahwa para Syaikh yang menyimpang dan menyelisihi Kitabullah dan as-Sunnah adalah orang-orang yang sesat dan jahil, karenanya; barangsiapa yang bersama mereka, maka jalan akhir dari kehidupannya adalah sama seperti jalan akhir dari kehidupan orang-orang tersebut (ahli kesesatan dan kejahilan). Sedangkan mencintai orang yang termasuk para wali Allah yang bertaqwa seperti Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Aly dan selain mereka adalah merupakan ikatan keimanan yang paling kokoh dan sebesar-besar kebaikan yang akan diraih oleh orang-orang yang bertaqwa. Andaikata seseorang mencintai seseorang yang lain lantaran melihat kebaikan yang tampak pada dirinya yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan mengganjarnya pahala atas kecintaannya terhadap apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya meskipun dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya tersimpan di dalam bathinnya (orang tersebut) karena hukum asalnya adalah mencintai Allah dan mencintai apa yang dicintai oleh-Nya; barangsiapa yang mencintai Allah dan apa yang dicintai oleh-Nya, maka dia termasuk wali Allah akan tetapi kebanyakan manusia sekarang hanya mengaku-aku saja bahwa dirinya mencintai tetapi tanpa teliti dan realisasi yang benar. Allah berfirman: “Katakanlah (wahai Muhammad)! Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni semua dosa kalian”.
Ayat ini turun terhadap suatu kaum di masa Rasulullah yang mengaku-aku bahwa mereka mencintai Allah.
Mencintai Allah dan Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa memiliki konsekuensi melakukan hal-hal yang dicintai-Nya dan menjauhi hal-hal yang tidak disukai-Nya sementara manusia di dalam hal ini memiliki perbedaan yang signifikan; barangsiapa yang di dalam hal tersebut berhasil meraup jatah yang banyak, maka dia akan meraih derajat yang paling besar pula di sisi Allah.
Sedangkan orang yang mencintai seseorang karena mengikuti hawa nafsunya seperti dia mencintainya karena ada urusan yang bersifat duniawy yang ingin diraihnya, karena suatu hajat tertentu, karena harta yang dia menumpang makan kepada si empunya-nya, atau karena fanatisme terhadapnya, dan semisal itu; maka ini semua itu bukan termasuk kecintaan karena Allah tetapi (kecintaan) karena hawa nafsu belaka. Kecintaan seperti inilah yang menjerumuskan para pelakunya ke dalam kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK DARI HADITS TERSEBUT
• Kewajiban pertama seorang hamba adalah mencintai Allah, setelah itu diikuti dengan kewajiban berikutnya, yaitu mencintai Rasul-Nya yang merupakan subordinasi dan konsekuensi dari mencintai Allah tersebut.
• Seseorang kelak akan dikumpulkan bersama orang yang diidolakan dan dicintainya; maka hendaknya yang menjadi idola kita adalah Allah dan Rasul-Nya serta hamba-hamba-Nya yang shalih dan bertaqwa.
• Persaksian terhadap seseorang masuk surga atau tidak boleh dilakukan bila memang termasuk orang yang sudah dipersaksikan oleh Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam, sedangkan terhadap orang yang banyak dipuji dan dipersaksikan oleh orang banyak; maka terdapat perbedaan pendapat tentang kebolehannya.
• Hendaknya semua makhluk mengikuti Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam; tidak menyembah selain Allah dan beribadah kepada-Nya dengan syari’at Rasulullah, bukan selainnya.
• Tidak boleh kita mengidolakan dan mencintai orang-orang yang dikenal sebagai pelaku maksiat dan pengumbar hawa nafsu karena implikasinya amat berbahaya, khususnya terhadap ‘aqidah. Karenanya, bagi mereka yang terlanjur telah mengidolakan orang-orang seperti itu yang tidak karuan ‘aqidah dan akhlaqnya, hendaknya mulai dari sekarang mencabut pengidolaan tersebut dari hati mereka dan mengalihkannya kepada idola yang lebih utama, yaitu Allah dan Rasul-Nya serta hamba-hamba-Nya yang shalih dan bertaqwa. Sebab bila tidak, maka akhir hidupnya akan seperti akhir hidup orang-orang yang diidolakannya yang tidak karuan juntrungannya tersebut, na’ûdzu billâhi min dzâlik. Wallahu a’lam

7 prinsiP mengatuR waktu dalam hiduP kaMu

1. Amatilah sukses anda dengan pandangan jangka panjang.

Sukses adalah proses dan bukan status. Sukses adalah proses seumur hidup untuk mencapai apa yang mampu dan seharusnya kita capai. Sukses yang sesungguhnya tidak berhubungan dengan uang, walaupun tidak ada salahnya menjadi orang sukses yang kaya. Ada sejumlah orang kaya yang sukses, dan ada pula yang tidak.

Kita tidak bisa membeli sukses atau kebahagiaan, kita tidak dapat mengenakannya, mengendarainya, hidup di dalamnya atau pergi menjumpainya. Sukses dan kebahagiaan berakar di dalam diri kita, hidup dan bekerja di musim-musim, bukan berada pada penampilan luar, pada hal-hal yang kita beli dan kita dapatkan, pada posisi dan penghargaan yang kita capai dan kita terima.

Apakah gunanya kemashuran dan kekayaan kalau kita kehilangan hal-hal yang betul-betul bermakna dalam kehidupan kita, seperti cinta kesehatan, rasa hormat, sahabat dan keluarga. Sukses adalah koleksi dari kenangan anda, pemanfaatan dan kegembiraan pada saat saat anda sekarang, dan penghargaan anda terhadap musim-musim anda yang akan datang. Untuk mengatakan “saya sukses”, adalah memberi nilai abadi kepada kata tersebut, seakan akan tidak ada yang akan berubah atau semuanya akan sama seperti sekarang, tapi segalanya sudah pasti berubah, tetapi segalanya sudah bersifat sementara dan menghilang, tetapi hidup sukses selalu mungkin.

Setiap sukses yang lestari harus tumbuh dari dalam dan keluar. Perasaan sukses di dalam diri kita jauh lebih sulit didapatkan daripada sukses materi. Hal ini berarti kita harus mempertanyakan apa saja yang benar-benar kita inginkan dari kehidupan kita. Hal ini berarti harus mempunyai kejujuran kepada diri sendiri dan mempunyai kesadaran bahwa sukses bukanlah keabadian. Hal ini harus selalu diperbaharui melalui perjalanan musim-musim.

Sukses adalah melihat ke dalam cermin, setiap kali, dan melihat seseorang berrnilai yang anda hormati sebagai contoh.

2. Amatilah kegagalan anda dengan pandangan jangka pendek.

Kegagalan merupakan keterlambatan dan bukan kekalahan. Kegagalan adalah penyimpangan perjalanan yang bersifat sementara, bukan jalan buntu. Anggaplah kegagalan sebagai fenomena jangka pendek.

Pilihlah untuk menggunakan kegagalan sebagai pupuk terhadap sukses anda. Para petani menggunakan kotoran, tanaman yang membusuk, kompos-kompos sampah, dan hal-hal yang seperti itu untuk menyuburkan tanaman mereka. Dengan cara yang hampir sama pula, kegagalan dan kekecewaan anda bisa anda gunakan untuk memperkaya tanah dari pikiran anda dalam menanam bibit kesuksesan.

Ada orang yang mengatakan bahwa kegagalan itu harus dihindarkan dengan segala cara. Tetapi kalau anda memikirkan hal ini dengan matang, harganya terlalu tinggi. Satu-satunya cara untuk menghilangkan segala kemungkinan timbulnya kegagalan, adalah dengan tidak melakukan apapun. Walaupun anda menghindari kegagalan dan kekalahan dengan tidak berbuat apa-apa, anda sekaligus menghindari sukses maupun penyempurnaan diri anda.. Cara anda mengubah kegagalan menjadi pupuk adalah dengan menggunakan kesalahan anda sebagai cara untuk belajar, dan kemudian membuang kesalahan tersebut jauh-jauh dari pikiran anda. Gunakanlah kegagalan dan kekecewaan hanya sebagai umpan balik dalam melakukan koreksi agar anda kembali ke tujuan anda. Pernah dikatakan bahwa kegagalan harus menjadi guru kita, dan bukan pengubur kita.

Hanya satu bisa datang dari kegagalan yaitu kesalahan menyatakan bahwa kegagalan itu adalah diri anda, dan bukan sebagai suatu peristiwa. Para psikolog masa kini sepakat bahwa kemunduran dan kegagalan sebetulnya tidak berarti banyak. Makna dari setiap kegagalan juga dari setiap sukses adalah bagaimana kita menerimanya dan apa yang kita lakukan mengenai hal itu.

3. Impian dan tujuan harus diletakan dalam konteks waktu agar bisa diwujudkan.

Impian adalah visi anda yang kreatif mengenai kehidupan anda di masa akan depan. Impian adalah yang anda inginkan terhadap kehidupan anda di masa depan. Tujuan secara khusus adalah sesuatu yang anda rencanakan agar terjadi. Impian dan tujuan anda sebaiknya berada agak diluar jangkauan anda saat ini, tetapi tidak berada di luar jarak pandang anda saat ini.. Dua tragedi besar dalam kehidupan adalah : tidak pernah mempunyai impian besar maupun tujuan besar; dan telah mencapai segala sesuatu yang pernah anda rencanakan; sehingga hari esok anda tidak mempunyai penghargaan akan adanya tantangan baru.

Banyak orang menjadi penonton,menyerah untuk hanya mengalami sukses diwakili oleh keberhasilan orang lain Mereka bisa melihat sukses pada diri orang lain, tetapi tidak berada dalam diri mereka.

Impian dan tujuan pertanda ada peristiwa baru dalam diri anda. Ada tiga sifat yang dimiliki oleh orang sukses:

v Orang sukses percaya kepada impian mereka, walaupum pada waktu itu hanya impian itu saja yang mereka miliki.

v Orang sukses mengubah impian –impian mereka menjadi tujuan yang terarah dan rencana kegiatan. Mereka mempunyai tujuan. Mereka mengetahui arah ke mana mereka akan pergi. Lebih dari itu, mereka memproyeksikan impian dan tujuan tersebut terhadap waktu.

v Orang sukses mengolah rencana mereka. Mereka melakukan upaya melakukan adpatasi dan berusaha bertahan dengan gigih hingga tujuan mereka tercapai. Mereka mengembangkan keahlian yang diperlukan untuk menanam , untuk menanam kembali, dan untuk memlihara sehingga mereka mendapatkan panen yang mereka inginkan, mereka menyediakan waktu yang diperlukan.

Impian anda dan tujuan anda sangat penting untuk mencapai sukses anda, tetapi hal-hal tersebut tidak akan pernah membawa anda pada sukses anda, kecuali anda menempatkannya di dalam waktu.

4. Tujuan anda di dalam kehidupan ini akan menentukan bagaimana anda membagi dan menyusun prioritas waktu anda.

Tujuan adalah mesin yang memberi kekuatan kepada kehidupan kita. Tanpa tujuan, kita bisa mendapatkan pekerjaan tetapi tidak mungkin membangun karir. Tanpa tujuan, pekerjaan menjadi gangguan yang sayang sekali perlu dilakukan diantara akhir-akhir pekan.

Keberhasilan suatu upaya tidak tergantung pada hasil dan upaya tersebut, tetapi pada dasar untuk melakukan upaya tersebut, dasar itulah perbedaanya. Perusahaan yang paling besar, orang yang paling sukses dalam berbagai jenis kehidupan, berhasil mencapai keunggulan karena keinginan untuk mengekspresikan sesuatu di dalam diri mereka yang perlu diekspresikan, adanya keinginan untuk memcahkan masalah dengan menggunakan keahlian dan kreativitas mereka sebaik mungkin. Ini bukan untuk mengatakan bahwa banyak diantara individu tersebut tidak mendapatkan materi yang besar dan kemashuran untuk tujuan yang berhasil mereka capai. Banyak yang mendapatkannya. Tetapi kunci terhadap sukses mereka terdapat di dalam faktor bahwa mereka lebih dimotivasi untuk memberikan kemampuan terbaik dalam suatu proyek atau pada suatu pelayanan untuk memenuhi suatu

kebutuihan, daripada hanya meikirkan keuntungan.

Seluruh nilai dan makna diri anda sebetulnya telah terdapat di diri anda berdasarkan penciptaan anda. Anda menciptakannya ketika Allah memberi kepada anda kehidupan. Nilai nilai tersebut segala sesuatu yang terdapat dalam diri anda merupakan semua nilai yang kelak anda aperlukan. Jadi masalahnya bukanlah untuk menemukan nilai-nilai, mendapatkan nilai nilai atau membuktikan nilai nilai. Masalahnya adalah bagaiman caranya hidup sesuai dengan nilai nilai yang telah diberikan ke dalam diri kita sejak awal.

Orang ynag benar benar sukses berusaha untuk bisa memberi, bukan untuk menerima. Para pegawai yang mencintai misi pekerjaan mereka, akan lebih sering mengalamai kenaikan jabatan dan gaji, dibanding orang yang mengutamakan kenaikan gaji dan promosi.

Para pemenang yang sesunguhnya tidak pernah mencari tujuan yang akan memberi mereka paling banyak dengan berusaha paling sedikit. Mereka menginginkan tantangan-tantangan yang membutuhkan upaya paling besar dalam mengatasinya. Mereka tidak mencari bagaimana menjadi cepat kaya, lotere, atau penipuan model piramida. Mereka mencari sesuatu yang sulit suatu masalah yang harus dipecahkan, yang keberhasilannya akan memberi rasa mereka kepuasan pribadi yang sangat besar.

5. Rasa tanggungjawab anda dan integritas anda membuat anda tetap perhatian terhadap waktu.

Mengapa perusahaan perusahaan di Indonesia menderita disebabkan persaingan asing? Mengapa perusahaan perusahaan tersebut mengurangi ukurannya? Mengapa standar masa depan standar kehidupannya harus lebih rendah dibanding standar kehidupan orangtua mereka? Siapa yang bersalah ?

Masalah yang sesungguhnya adalah bahwa setiap orang menunjuk pada orang lain.

Kita menuai yang telah kita tabur. Bumerang dari Allah adalah bahwa kita menciptakan situasi kita sendiri dengan pilihan yang kita lakukan serta kegiatan kita sendiri. Siapa diri anda sebenarnya, pada akhirnya akan kembali pada diri anda sendiri dan mempengaruhi diri anda. Untuk itulah bumerang itu direncanakan.

Orang yang mempunyai integritas tidak menuduh orang lain untuk kegagalan sendiri atau berharap orang lain memberikan sukses itu kepadanya. Ia memikul tujuannya sendiri.

6. Kegigihan akan membekali anda ketika waktu berlalu.

Kegigihan adalah untuk melakukan hal hal yang sulit terlebih dahulu dan kemudian melihat ke belakang agar mendapat kepuasan. Kegigihan berarti bertekad untuk lebih banyak lagi ilmu pengetahuan dan mencapai kemajuan yang lebih pesat. Kegigihan berarti lebih banyak melakukan telepon, lebih banyak mengadakan perjalanan, mendapatkan lebih banyak relasi, untuk menantang lebih banyak asumsi yang ditanamkan oleh waktu anda. Untuk bangun lebih dini, dan untuk selalu berjaga-jaga terhadap kemungkinan adanya suatu jalan yang lebih baik untuk melakukan hal yang sedang anda lakukan. Kegigihan adalah untuk bertahan kalau situasi sedang mengatakan anda kalah. Gigih berati menggunakan jalan yang masih paling jarang dilewati oleh para pendahulu dan rekan rekan anda. Gigih berati tidak mengeluh tapi bertahan.

Kesabaran adalah sisi yang paling halus dari kegigihan. Kesabaran mewanti wanti kita agar kita memfokuskan usaha kita pada hal hal yang dapat kita ubah dan menerima hal hal yang tidak dapat kita ubah. Kalau situasi dari luar menghujani perayaaan kita, maka kesabaran menjadi payung kita. Dari pada menyalahkan sesuatu yang tidak mampu kita kuasai, kesabaran memberikan waktu untuk melakukan renungan, sehingga kita bisa mengeringkan diri dan mencari jalan baru.

Bertahanlah di sana ! Anda perlu tahu, bahwa kalau tujuan berada jauh dari diri anda dan sulit dicapai, maka kesabaran menjadi sahabat kita. Waktu akan mengubah segalanya, tetapi dengan kesabaran, kita dapat menahan keinginan kita dengan cukup teguh. Kalau kita mampu bertahan cukup lama, kita tahu bahwa waktu akhirnya akan menciptakan kondisi ketika kita bisa berhasil.

Bagaimanakah kesabaran berkaitan dengan keinginan mendalam untuk menemukan taqdir yang layak bagi kita? Kesabaran harus ada! Tidak ada orang yang bisa mencapai kesempurnaan hidupnya pada usia muda atau mencapainya dengan mengacu pada jadwal waktu. Tidak ada orang yang bisa mencapai suatu tujuan hidup yang layak untuk mencapai tujuan hidup yang penuh, tanpa hidup dalam kehidupan yang penuh itu dengan memiliki suara hati, dengan penuh semangat, dan dengan hidup secara organis sesuai dengan aturan alami, kehidupan yang sesuai dengan keteraturan penciptaan. Kalau kita menanam bunga atau pohon kita memerlukan kesabaran untuk membiarkannya tumbuh, dan hal yang sama pula berlaku terhadap diri kita.

Selama kita gigih dalam pengejaran terhadap taqdir kita yang terdalam, kita akan terus tumbuh. Kita tidak dapat memilih hari atau waktu ketika kita akan berbunga sepenuhnya. Semuanya akan terjadi pada waktunya sendiri. Rahasia sukses adalah untuk hidup dengan penuh, jujur serta gigih di dalam setiap musim yang datang..

7. Sukses itu BERURUTAN dalam waktu.

Hampir segala sesuatu di dalam kehidupan ini dapat dibagi ke dalam tahap tahap. Kita biasanya juga melakukan hal ini dengan kehidupan kita. Walaupun sebenarnya kita hidup dari hari ke hari dalam rangkaian yang tak terputus, kita berbicara mengenai bayi, masa kanak kanak, tahun tahun remaja, masa kuliah, masa keremajaan, masa setengah baya, dan tahun tahun keemasan, seakan-akan masa itu merupakan tahap atau fase-fase yang terpisah, yang semuanya harus kita lewati. Hal ini bukan sepenuhnya hanya merupakan masalah untuk berada di tempat yang benar pada waktu yang benar, tetapi merupakan masalah menyediakan waktu dalam rangka menentukan kapan dan dimana yang akan menjadi waktu dan tempat yang tepat itu.

Tips Memperkuat Daya Ingat

  1. Latihlah mental misalnya dengan menggunakan teknik puzzle dan teka-teki.
  2. Latihan fisik (Olahraga) tiga kali seminggu. Jogging atau lari-lari kecil merupakan olahraga efektif untuk otak.
  3. Diet rendah kalori. Gunakanlah karbohidrat yang terdapat dalam sereal, gandum, sayuran, dan buah-buahan.
  4. Utamakan ikan, daging unggas tanpa kulit, dan daging tidak berlemak. Batasi kuning telur, daging berlemak, dan makanan yang digoreng.
  5. Biasakanlah rileks dan hindari stress.
  6. Minumlah teh atau kopi paling tidak secangkir sehari.
  7. Gunakanlah multivitamin sesuai petunjuk dokter, dan pakailah suplemen yang memacu kinerja otak.
  8. Dengarkan musik berirama barok atau klasik.
  9. Jalankanlah ibadah secara khusyuk.

7 hal yang tidaK bisa di rubah

Dalam hidup ini ada 7 hal yang tidak bisa kita ubah. Yaitu:

/*1. Jenis kelamin*/

Memang ada operasi untuk mengubah kelamin. Tapi tidak bisa mengubah roh

(spirit) orang yang bersangkutan. Terimalah dirimu, apakah engkau wanita

ataupun pria. Act like a woman/man!!

*/2. Orang tua.

/* Tidak ada yang bisa memilih dilahirkan oleh orang tua yang mana. So,

you must respect your parents!! Apakah orang tuamu seorang pemabuk,

penjudi, pelacur sekalipun, you must respect them!! Kalau tidak, itu

akan terjadi dalam kehidupanmu nanti. Your kids won't respect you, is it

terrible?

*/3. Hari kelahiran.

/* Sudah ditetapkan oleh Tuhan, sebelum dunia dijadikan. Amazing ha? But

it's true. Jangan menyesali, mengapa engkau harus lahir ke dunia tapi

disia-siakan oleh orang yang kau kasihi. Tuhan punya tujuan untukmu.

*/4. Bentuk Fisik

/* Kalau engkau keriting, yah keriting aja. Kalau hidungmu pesek, terima

itu. Saya banyak melihat orang yang mengubah bentuk wajahnya, apakah itu

memancungkan hidung, alis matanya dicukur habis, dll, jadi kelihatan

aneh dan tidak natural.

*/5. Masa lalu.

/* Ini juga sudah ditetapkan oleh Tuhan. Jangan melihat ke belakang.

karena itu hanya membuat engkau "frozen" - can not do anything! Look at

the future and see how good it is.

/*6. Kedudukan

*/ dalam keluarga. Apakah engkau anak bungsu, sulung, atau tengah, you

can not change it. Nikmati sajalah.

*/7. Suku bangsa/ras.

/* Menyesal jadi orang Indonesia yang terus menerus dilanda kesulitan?

Atau menyesal jadi orang Batak yang kalau menikah perlu upacara adat

yang walahhhh mahal dan lama? Atau jadi orang Cina yang suka ditindas

dan diintimidasi? hmmm.....

Nah, sekarang ubah cara berpikirmu. Tuhan sudah menetapkan engkau di

bangsa ini untuk satu tujuan. So, do the best in your job, loyal, jangan

korupsi, itu sudah menolong untuk memperbaiki bangsa kita ini.

Itulah 7 hal yang tidak bisa kita ubah. Kalaupun ada yang kita bisa

ubah, misalnya: bentuk fisik, itu akan membawa kita ke dalam situasi

yang tidak pernah puas. Selalu ingin ubah penampilan terus. Capek kan?

Terimalah dirimu apa adanya, seperti Tuhan menerimamu. Memang dunia

melihat rupa, tapi Tuhan melihat hati. Apa yang kau lakukan setiap hari

itu lebih penting dari penampilanmu. Bukan berarti kau bisa

berpenampilan seenaknya, tidak!! Tapi engkau harus menerima apa yang

sudah Tuhan berikan padamu. Kulitmu yang hitam (manis), hidungmu yang

kurang mancung, rambut yang lurus, kurang tinggi, dll, dsb deh.