THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 07 April 2009

pEngeN kuRus..............??

Ingin 'KuruS' Silakan disimak deh...

Untuk sahabat-sahabat yang ingin kurus: jangan diet (dalam pengertian
mengurangi frekuensi makan). Diet justru menambah kecenderungan tubuh
untuk menabung lemak karena `dilaparkan' . Ketika diet memang makanan
tidak masuk, tapi begitu makanan masuk, kecenderungan tubuh untuk
menimbun lemak dari makanan justru lebih besar.

Rahasia kurus sebenarnya adalah menjaga agar respon insu! lin dalam
tubuh stabil, tidak melonjak-lonjak. Caranya, hanya makan makanan yang
memberi respon insulin rendah, yaitu yang indeks glikemiknya rendah.

Respon insulin tubuh meningkat bila:

(1) Makin tinggi jumlah karbohidrat yang dimakan dalam satu porsi,
makin tinggi pula respon insulin tubuh (ini umumnya porsi kita di
Indonesia: lebih dari 70 persen dari satu porsi makannya adalah nasi).

Makanya, makanlah dengan karbohidrat cukup lima puluh persennya saja.
Sisanya protein, dan 5-10 persennya lemak. Lemak ini cukup dari lemak
yang terkandung dalam daging yang kita makan, misalnya. Atau kuning
telur. Tidak perlu menambah minyak atau memakan lemak hewan (yang
justru buruk pengaruhnya bagi tubuh). Lemak (sedikit!) masih
diperlukan untuk mengolah beberapa nutrisi dan vitamin, dan untuk
membawa nutrisi ke seluruh tubuh.

(2) Semakin tinggi GI (Glycemic Index) karbohidrat yang dikonsumsi,!
semakin meningkat pula respon insulin tubuh. Makanya, makan hany a
makanan yang GI-nya rendah. Nanti saya jelaskan di bawah.

(3) Semakin jarang makan, semakin meningkat respon insulin setiap kali
makan.

Ini sebabnya diet (dalam pengertian: mengurangi frekuensi makan supaya
kurus) tidak akan pernah berhasil untuk jangka lama. Setelah diet
selesai, tubuh justru akan cenderung lebih gemuk dari sebelum diet.
Supaya kurus (baca: supaya respon insulin tidak melonjak) justru harus
makan lebih sering (4-5 kali sehari) tapi dengan porsi setengah atau
sepertiga porsi biasa, dengan karbohidrat maksimal 50 persen saja
setiap porsi.

Kalau respon insulin tubuh sudah stabil, maka tinggal diatur: kalau
ingin kurus, kalori yang masuk harus lebih sedikit dari kalori makanan
yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari hari. Tambah dengan olahraga
teratur untuk membakar lemak berlebih dalam tubuh, dan memperbesar
otot. Otot membutuhkan energi, maka makin terlatih otot, i! a akan makin
mengkonsumsi lemak dalam tubuh kita untuk energi.

Sebaliknya kalau ingin memperbesar otot (bukan gemuk) atau
mengencangkan badan, maka kalori yang masuk harus agak lebih banyak
dari jumlah kalori yang akan kita pakai untuk aktivitas selama sehari,
agar otot mengalami pertumbuhan. Otot sendiri dirangsang
pertumbuhannya dan `kekencangannya' dengan olahraga teratur. Perbanyak
protein agar pertumbuhan otot optimal. Karbohidrat cukup diposisikan
sebagai bahan pemberi energi, bukan untuk mengenyangkan perut.

Lucu ya: kalau ingin kurus atau memperbaiki bentuk badan, termasuk
menumbuhkan otot, justru harus makan lebih sering dengan porsi kecil.
Makan yang mengandung lemak, goreng-gorengan, kanji, atau karbohidrat
sederhana seperti gula, manisan, minuman ringan bersoda dan
sebangsanya itu sudah out of the question. Kalau kita jarang makan,
atau makan tidak teratur dan sekalinya makan `bal! as dendam
habis-habisan' , ya justru respon insulin kita juga mel onjak dan
membuat tubuh jadi menimbun lemak.

Sekali lagi, baik ketika berbuka puasa atau dalam makanan keseharian,
makanlah makanan yang seimbang: 50 persen karbohidrat kompleks, 40-45
persen protein dan 5-10 persen lemak dalam setiap porsinya. Jauhilah
karbohidrat sederhana sebisa mungkin. Kalaupun harus makan karbohidrat
sederhana karena butuh energi cepat carilah yang nilai indeks
glikemiknya rendah.

Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu untuk diubah tubuh menjadi
energi. Dengan demikian, makanan diproses pelan-pelan dan tenaga
diperoleh sedikit demi sedikit. Dengan demikian, kita tidak cepat
lapar dan energi tersedia dalam waktu lama, cukup untuk aktivitas
sehari penuh. Sebaliknya, karbohidrat sederhana menyediakan energi
sangat cepat, tapi akan cepat sekali habis sehingga kita mudah lemas.
Maka, ketika makan sahur, jangan makan yang banyak mengandung gula,
karena kita akan cepat lema! s. Makanlah karbohidrat kompleks (protein
jangan dilupakan!) sehingga kita tetap berenergi sampai waktu berbuka.

Karbohidrat sederhana, GI tinggi (energi sangat cepat habis, respon
insulin tinggi: merangsang penimbunan lemak) adalah: sukrosa
(gula-gulaan) , makanan manis-manis, manisan, minuman ringan, jagung
manis, sirop, atau apapun makanan dan minuman yang mengandung banyak
gula. Hindari, puasa atau tidak puasa.

Karbohidrat sederhana, GI rendah (energi cepat, respon insulin
rendah): buah-buahan yang tidak terlalu manis seperti pisang, apel,
pir, dan sebagainya. Sekarang ngerti kan, kenapa para pemain tenis
dunia, pemain bola, pemain basket atau pelari sering terlihat `ngemil
pisang' di pinggir lapangan? Karena mereka butuh energi cepat, tapi
nggak ingin badannya gembul berlemak.

Karbohidrat Kompleks, GI tinggi (energi pelan-pelan, tapi respon
insulinnya tinggi): Nasi putih, kentang, j! agung.

Karbohidrat Kompleks, GI rendah (energi dilepas pela n-pelan sehingga
tahan lama, respon insulin juga rendah): Gandum, beras merah,
umbi-umbian, sayuran. Ini yang paling dicari para praktisi fitness.

Makanan yang diproses pelan-pelan (karbohidrat kompleks) akan membuat
kita tidak cepat lapar dan energi dihabiskan cukup untuk aktivitas
satu hari penuh; respon insulin rendah membuat tubuh kita tidak
cenderung untuk menabung lemak.


Kalau ingin sehat, ikuti saja kata Rasulullah: "Makanlah hanya ketika
lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang." Juga, isi sepertiga
perut dengan makanan, sepertiga lagi air, dan sepertiga sisanya
biarkan kosong.

"Kita (Kaum Muslimin) adalah suatu kaum yang bila telah merasa lapar
barulah makan, dan apabila makan tidak hingga kenyang," kata Rasulullah.

"Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk
daripada perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap untuk memperkokoh
tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak dapat dihindari,
cukuplah sepertiga un! tuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya,
dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban dalam Shahihnya yang bersumber dari Miqdam bin Ma'di Kasib)

Semoga bermanfaatâEURO|.

Wassalaamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

0 komentar: